Powered By Blogger

Rabu, 12 Januari 2011

cara menyelesaikan SKU dan mendapat TKU bagi pramuka penegak


                                                                                      BS. T.M. 6.2
                                                                                     
CARA MENYELESAIKAN SKU DAN MENDAPATKAN TKU BAGI PRAMUKA PENEGAK


I.     PENDAHULUAN
1.    Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat kecakapan dengan ukuran minimal yang wajib dimiliki  oleh peserta didik untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU)

2.    SKU sebagai alat pendidikan merupakan rangsangan dan dorongan bagi para peserta didik untuk memperoleh kecakapan-kecapakan yang berguna, dalam usahanya mencapai kemajuan, dan untuk memenuhi persyaratan sebagai anggota Gerakan Pramuka.

3.    SKU disusun menurut pembagian golongan usia pramuka, sehingga terdapat:
a.     SKU Pramuka Siaga
b.    SKU Pramuka Penggalang
c.     SKU Pramuka Penegak
d.    SKU Pramuka Pandega

II.   MATERI POKOK
1.    SKU Pramuka Penegak  terdiri dari 2 tingkatan yaitu :
a.     SKU Pramuka Penegak Bantara
b.    SKU Pramuka Penegak Laksana

2.    SKU Pramuka Penegak Bantara (terdiri dari 28 pokok kemampaun), SKU Pramuka Penegak Laksana, (terdiri dari 25 pokok kemampuan), yang secara garis besar, dikelompokkan menjadi :
       a.     Kemampuan pengamalan Satya dan Darma Pramuka
b.    Kemampuan berkebangsaan 
c.     Kemampuan pemahaman AD & ART Gerakan Pramuka
d.    Kemampuan menabung
e.     Kemampuan berprilaku beragama
g.    Kemampuan kepedulian terhadap masyarakat
h.    Kemampuan kepedulian pada lingkungan hidup
i.     Kemampuan keterampilan industri atas pilihan sendiri
j.     Kemampuan tentang sosial budaya
k.    Kemampuan kepemimpinan
e.     Kemampuan berorganisasi, administrasi Gugusdepan dan administrasi keuangan
m.   Kemampuan sebagai Pembantu Pembina Siaga dan Penggalang




3.    Cara  menyelesaikan SKU
a.     Dalam kegiatan kepramukaan SKU merupakan alat pendidikan yang harus diusahakan dapat menjadi pendorong peserta didik untuk berusaha memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yang di persyaratkan untuk dapat berstatus anggota Gerakan Pramuka yang memiliki tingkatan sesuai dengan SKU yang diselesaikannya.
b.    Pembina Pramuka Penegak  baik secara formal maupun informal selalu memberikan motivasi kepada para Pramuka Penegak untuk menyelesaikan SKU pada tingkatan yang sesuai dengan kondisi peserta didik masing-masing.
c.     Cara menguji SKU
1)    Penyelesaian SKU dilaksanakan melalui ujian-ujian dengan cara informal oleh  Pembiannya (Pembantu Pembinanya) sendir.
2)    Materi apa yang diujikan, sesuai dengan permintaan/kesiapan peserta didik dan dilaksanakan secara induvidual
3)    Waktu pelaksanaan ujian ditentukan bersama antara Peserta Didik dengan Pembinanya (Pembantu Pembinaya)
4)    Penguji (Pembina/Pembantu Pembina) berusaha agar proses ujian itu dirasakan oleh peserta didik sebagai proses pendidikan yang menyenangkan dan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya.
5)    Ujian dilaksanakan secara induvidual dengan maksud agar pembina  memperhatikan batas-batas kemampuan mental/spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial peserta didik yang bersangkutan.
6)    Pembina yang menguji SKU hendaknya memperhatikan usaha, ikhtiar, ketekunan, dan kesungguhan yang sudah diperbuat dalam proses ujian SKU.
7)    Penguji membubuhkan parap pada kolom yang tersedia dalam SKU milik pramuka yang diuji, setelah ujian tersebut dinyatakan berhasil (lulus)

4.    Tanda Kecakapan Umum (TKU)
       Tanda Kecakapan Umum (TKU) merupakan tanda penghargaan yang diberikan kepada peserta didik setelah menyelesaikan SKU melalui ujian-ujian yang dilakukan oleh Pembinanya (Pembantu Pembinanya)

5.    TKU untuk Pramuka Penegak disematkan dipundak kiri dan kanan, dilakukan dalam suatu upacara pelantikan kenaikan tingkat.  Upacara pelantikan kenaikan tingkat pada Pramuka Penegak dilaksanakan ketika terjadi kenaikan tingkat :
a.     dari calon Pramuka Penegak menjadi Penegak Bantara 
b.    dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana

6.    Para penyandang TKU hendaknya selalu berusaha menjaga kualitasnya sehingga dapat menjadi contoh dan panutan teman-temanya, disamping itu yang bersangkutan mempunyai hak untuk menyelesaikan SKU berikutnya.

7.    Tanda Kecakapan yang sudah ditempel pada lengan baju peserta didik bilamana ternyata tidak dapat dipertanggungjawabkan karena tidak didukung oleh kemampuan pemiliknya, maka pemilikan tanda kecakapan tersebut dapat dilepas/dicabut.

III. PENUTUP
1.    SKU dan TKU merupakan alat pendidikan, karena itu harap para Pembina tetap menyikapinya sebagaimana yang diharapkan, dengan kata lain para pemakai tanda kecakapan hendaknya selalu dijaga agar mereka sebelum ditempeli tanda kecakapan harus betul-betul melalui proses yang benar sehingga tanda kecakapan tersebut didukung oleh kemampuan dan perilaku pemakainya

2.    Pembina  Pramuka hendaknya terus menerus memberikan motivasi peserta didiknya agar mereka tetap menjaga kualitas dan perilakunya selaras dengan TKU berikutnya sehingga sebagai Pramuka Penegak mereka memilki penggalaman dan kenangan ketika menjadi Penegak Bantara   dan Penegak Laksana.

        
KEPUSTAKAAN
1.      AD & ART GERAKAN PRAMUKA, Kepres RI No. 34 Th 1999 dan     Kep   Ka. Kwarnas No. 107 Th 1999.  Jakarta, 1999.

2.      PETUNJUK PENYELENGGARAAN            SYARAT KECAKAPAN UMUM.  Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Jakarta, 1974.

3.      Atmasulistya, Drs. H. Endy, PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.










cara menyelesaikan SKU dan mendapat TKU bagi pramuka penggalang


                                                                                                                                                                                                BS. G.M. 6.2
                                                                                     
CARA MENYELESAIKAN SKU DAN MENDAPATKAN TKU BAGI PRAMUKA PENGGALANG


I.     PENDAHULUAN
1.    Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat kecakapan dengan ukuran minimal yang wajib dimiliki  oleh peserta didik untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU)

2.    SKU sebagai alat pendidikan merupakan rangsangan dan dorongan bagi para peserta didik untuk memperoleh kecakapan-kecapakan yang berguna, dalam usahanya mencapai kemajuan, dan untuk memenuhi persyaratan sebagai anggota Gerakan Pramuka.

3.    SKU disusun menurut pembagian golongan usia pramuka, sehingga terdapat:
a.     SKU Pramuka Siaga
b.    SKU Pramuka Penggalang
c.     SKU Pramuka Penegak
d.    SKU Pramuka Pandega

II.   MATERI POKOK
1.    SKU Pramuka Penggalang terdiri dari 3 tingkatan yaitu :
a.     SKU Pramuka Penggalang Ramu
b.    SKU Pramuka Penggalang Rakit
c.     SKU Pramuka Penggalang Terap

2.    SKU Pramuka Penggalang Ramu (terdiri dari 19 pokok kemampaun), SKU Pramuka Pengglang Rakit, (terdiri dari 27 pokok kemampuan) dan SKU Pramuka Penggalang Terap (terdiri dari 22 pokok kemamapuan), yang secara garis besar, dikelompokkan menjadi :
       a.     Kemampuan pengamalan Satya dan Darma Pramuka
b.    Kemampuan pemahaman AD & ART Gerakan Pramuka
c.     Kemampuan keterampilan kepramukaan
d.    Kemampuan menabung
e.     Kemampuan berprilaku beragama
g.    Kemampuan kepedulian terhadap masyarakat
h.    Kemampuan kepedulian pada lingkungan hidup

3.    Cara  menyelesaikan SKU
a.     Dalam kegiatan kepramukaan SKU merupakan alat pendidikan yang harus diusahakan dapat menjadi pendorong peserta didik untuk berusaha memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yang di persyaratkan untuk dapat berstatus anggota Gerakan Pramuka yang memiliki tingkatan sesuai dengan SKU yang diselesaikannya.
b.    Pembina Pramuka Penggalang baik secara formal maupun informal selalu memberikan motivasi kepada para Pramuka Penggalang untuk menyelesaikan SKU pada tingkatan yang sesuai dengan kondisi peserta didik masing-masing.
c.     Cara menguji SKU
1)    Penyelesaian SKU dilaksanakan melalui ujian-ujian dengan cara informal oleh  Pembiannya (Pembantu Pembinanya) sendir.
2)    Materi apa yang diujikan, sesuai dengan permintaan/kesiapan peserta didik dan dilaksanakan secara induvidual
3)    Waktu pelaksanaan ujian ditentukan bersama antara Peserta Didik dengan Pembinanya (Pembantu Pembinaya)
4)    Penguji (Pembina/Pembantu Pembina) berusaha agar proses ujian itu dirasakan oleh peserta didik sebagai proses pendidikan yang menyenangkan dan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya.
5)    Ujian dilaksanakan secara induvidual dengan maksud agar pembina  memperhatikan batas-batas kemampuan mental/spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial peserta didik yang bersangkutan.
6)    Pembina yang menguji SKU hendaknya memperhatikan usaha, ikhtiar, ketekunan, dan kesungguhan yang sudah diperbuat dalam proses ujian SKU.
7)    Penguji membubuhkan parap pada kolom yang tersedia dalam SKU milik pramuka yang diuji, setelah ujian tersebut dinyatakan berhasil (lulus)

4.    Tanda Kecakapan Umum (TKU)
       Tanda Kecakapan Umum (TKU) merupakan tanda penghargaan yang diberikan kepada peserta didik setelah menyelesaikan SKU melalui ujian-ujian yang dilakukan oleh Pembinanya (Pembantu Pembinanya)

5.    TKU untuk Pramuka Penggalang disematkan dilengan  baju sebelah kiri (dibawah tanda regu Penggalang), dilakukan dalam suatu upacara pelantikan kenaikan tingkat.  Upacara Pelantikan kenaikan tingkat pada Pramuka Penggalang dilaksanakan ketika terjadi kenaikan tingkat:
a.     dari calon Penggalang menjadi Penggalang Ramu
b.    dari Penggalang Ramu menjadi Penggalang Rakit
c.     dari Penggalang Rakit menjadi Penggalang Terap

6.    Para penyandang TKU hendaknya selalu berusaha menjaga kualitasnya sehingga dapat menjadi contoh dan panutan teman-temanya, disamping itu yang bersangkutan mempunyai hak untuk menyelesaikan SKU berikutnya.

7.      Tanda Kecakapan yang sudah ditempel pada lengan baju peserta didik bilamana ternyata tidak dapat dipertanggungjawabkan karena tidak didukung oleh kemampuan pemiliknya, maka pemilikan tanda kecakapan tersebut dapat dilepas/dicabut.


III. PENUTUP
1.    SKU dan TKU merupakan alat pendidikan, karena itu harap para Pembina tetap menyikapinya sebagaimana yang diharapkan, dengan kata lain para pemakai tanda kecakapan hendaknya selalu dijaga agar mereka sebelum ditempeli tanda kecakapan harus betul-betul melalui proses yang benar sehingga tanda kecakapan tersebut didukung oleh kemampuan dan perilaku pemakainya

2.    Pembina  Pramuka hendaknya terus menerus memberikan motivasi peserta didiknya agar mereka tetap menjaga kualitas dan perilakunya selaras dengan TKU berikutnya sehingga sebagai Pramuka Penggalang mereka memilki penggalaman dan kenangan ketika menjadi Penggalang Ramu Rakit dan Terap.

        
KEPUSTAKAAN
1.      AD & ART GERAKAN PRAMUKA, Kepres RI No. 34 Th 1999 dan     Kep   Ka. Kwarnas No. 107 Th 1999.  Jakarta, 1999.

2.      PETUNJUK PENYELENGGARAAN            SYARAT KECAKAPAN UMUM.  Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Jakarta, 1974.

3.      Atmasulistya, Drs. H. Endy, PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.





























                                                                                                                               

upacara pada pasukan pramuka penggalang


                                                                                                                                                                                                                      BS G.M. 9.1

MACAM  UPACARA PADA PASUKAN 
    PRAMUKA PENGGALANG 

I.      PENDAHULUAN
          Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.

II.      MATERI POKOK
1.    Tujuan upacara dalam Gerakan Pramuka adalah membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur sehingga menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila seperti tercantum pada Tujuan Gerakan Pramuka (lihat AD Gerakan Pramuka Bab II Ps. 4).

2.   Sasaran upacara dalam Gerakan Pramuka, ialah agar peserta upacara (peserta didik) mampu :
a.     memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan negara.
b.    memiliki rasa tanggungjawab dan disiplin pribadi.
c.     selalu tertib dalam kehidupan sehari-hari.
d.    memiliki jiwa gotong royong dan percaya pada orang lain.
e.     dapat memimpin dan dipimpin.
f.     dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib.
g.    meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3.    Sasaran upacara tersebut akan dapat dicapai bilamana para peserta upacara (peserta didik) melaksanakannya dengan tertib dan khidmat.
       Ketika kondisi upacara berjalan dengan tertib dan khidmat, Pembina Upacara berusaha membuka hati peserta didik dan memberikan pendidikan watak ; sehingga tepatlah bilamana upacara dinyatakan sebagai alat pendidikan.

4.    Unsur-Unsur pokok dalam upacara Gerakan Pramuka, ialah :
a.     Bentuk barisan yang digunakan oleh para peserta selalu disesuaikan dengan perkembangan jiwa peserta didik.
b.    Pengibaran Bendera Merah Putih.
c.     Pembacaan Pancasila
d.    Pembacaan Kode Kehormatan.
e.     Adanya doa.
f.     Upacara dilakukan dalam suasana khidmat dan bersungguh-sungguh.




5.    Macam Upacara pada Pasukan Pramuka Penggalang meliputi :
a.     Upacara Pembukaan Latihan
1)    Pemeriksaan Kebersihan dan kerapihan anggota-anggota oleh Pratama
2)    Regu petugas menyiapkan perlengkapan upacara
3)    Pratama menggumpulkan anggotanya untuk membentuk angkare dihadapkan tiang bendera
4)    Pratama mencek petugas-petugas upacara, sesudah beres lalu menyemput Pembina Penggalang
5)    Pembina Upacara (Pembina Penggalang) mengambil tempat dihadapan pasukan, para pembantu Pembina berada di belakang Pembina Upacara dalam bentuk bersaf
6)    Sesudah memimpin penghormatan, Pratama menyerahkan Pasukan kepada Pembina kemudian kembali ke regunya
7)    Pengibaran Sang Merah Putih oleh petugas, Pembina upacara memimpin penghormatan
8)    Pembina Upacara membaca teks Pancasila ditirukan oleh anggota pasukan
9)    Pembaca Dasadarma
10)  Kata pengantar dari Pembina Upacara tentang tema latihan dsb
11)  Pembina Upacara memimpin doa menurut agama masing-masing
12)  Pasukan diserahkan kepada Pratama untuk melanjutkan acara latihan
13)  Pratama memimpin penghormatan Pasukan kepada pembina upacara
14)  Pembina Upacara mengucapkan terima kasih kepada para Pembantunya terus siap melaksanakan latihan.
       Pratama membubarkan barisan, terus siap mengikuti latihan

b.    Upacara  Penutupan Latihan
1)    Kerapihan setiap anggota
2)    Pratama memanggil anggota pasukan untuk membentuk farmasi angkare menghadap tiang bendera
3)    Pembina Penggalang  dijemput Pratama, kemudia mengambil tempat dihadapan Pasukan diikuti oleh para pembantu Pembina
4)    Sesudah memimpin penghormatan, Pratama menyerahkan Pasukan kepada Pembina Upacara, kemudian kembali ke regunya.
5)    Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan, Pembina upacara memimpin penghormatan
6)    Pengumuman tentang Regu petugas pada upacara yang akan datang, diulanjutkan penyerahkan pasukan kepada Pratama
7)    Pembina memimpin doa
8)    Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan pasukan kepada Pembina Penggalang kemudian membubarkan barisan.
       Pembina Penggalang mengucapkan terima kasih kepada para pembantunya, terus bubar


c.     Upacara Penerimaan calon anggota
       Perpindahan dari golongan Pramuka Siaga ke golongan pramuka Penggalang : diwajibkan kepada Pramuka Siaga yang telah berusia 11 tahun dan berkeinginan untuk melanjutkan kegiatanya sebagai Pramuka Penggalang diatas sebagai berikut :
      Proses di Perindukan Siaga
      Dilakukan dalam rangkaian upacara pembukaan latihan, dengan susunan acara sebagai berikut :
1)    Pramuka Siaga yang akan pindah golongan mengambil tempat berhadapatan  dengan Pembina (Yahda/Bunda)
2)    Penjelasan Pembina bahwa kepindahan golongan Pramuka Siaga ke Penggalang semata-mata karena usia Pramuka Siaga tersebut telah mencapai 11 tahun.
3)    Pesan Yanda/Bunda kepada Siaga yang akan pindah ke Penggalang.
4)    Pramuka Siaga yang akan pindah golongan berpamitan kepada saudaranya di perindukan.
5)    Yanda/Bunda mengantar ke Pasukan Penggalang.

Proses di Pasukan Penggalang
Dilakukan dalam rangkaian upacara pembukaan latihan dengan susunan acara sebagai berikut:
1)    Penyerahan Siaga dari Yanda/bunda ke Pembina Penggalang.
2)    Penerimaan calon anggota oleh Pembina Penggalang sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di pasukan Penggalang tersebut.
3)    Pembina Siaga kembali ke Perindukan untuk melanjutkan kegiatanya.
4)    Calon anggota baru diperkenalkan kepada semua anggota pasukan, kemudian diserahkan kepada Regu yang sudah siap menerimanya.
5)    Ucapan selamat dari semua anggota pasukan dilanjutkan acara kegiatan yang sudah diprogramkan.
































 







Perindukan                         Batas                    Pasukan
Siaga                                                   Penggalang







d.    Upacara Pelantikan Pramuka Penggalang
        Pelantikan calon Pramuka Penggalang menjadi Pramuka Penggalang, dilakukan setelah upacara pembukaan latihan dengan urutan acara sebagai berikut :
1)    Calon Penggalang (telah menyelesaikan SKU Penggalang Ramu) diantar Pemimpin  Regunya kehadapaan Pembina penggalang, selajutnya Pemimpin regu kembali ke tempat.
2)    Para Pramuka Penggalang yang sudah dilantik maju satu langkah.
3)    Pembina mengadakan tanya jawab dengan calon tentang SKU yang telah diselesaikan.
4)    Calon yang akan dilantik berdoa diikuti oleh anggota pasukan dipimpin Pratama.
5)    Sang Merah Putih dibawah oleh petugas ke sebelah kanan depan dari pembina; semua anggota pasukan memberi penghormatan dibawah pimpinan Pratama.
6)    Calon secara sukarela mengucapkan  janji Tri Satya dengan tangan kanan memegang ujung Sang Merah Putih dan ditempelkan di dada sebelah kiri.
       Pada waktu  ucapan janji  dikumandangkan semua anggota Pasukan mengadakan penghormatan di bawah pimpinan Pratama.
7)    Peyematan tanda pelantikan dan TKU Penggalang Ramu disertai nasihat Pembina.
8)    Pratama memberi ucapan selamat dengan berjabat tangan, diikuti oleh semua anggota pasukan.
9)    Pemimpin Regu menjemput anggotanya yang baru dilantik
10)  Pembina menyerahkan pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara latihan.
11)  Pratama memimpin penghormatan pasukan kepada Pembina Penggalang.
e.     Upacara kenaikan tingkat dari Penggalang Ramu ke Penggalang Rakit dan dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap ; dan upacara penyematan TKK.
1)    Prosesnya sama dengan pelantikan Penggalang Ramu, bedanya hanya, sebelum penyematan TKU Penggalang Rakit, TKU Penggalang Ramu dilepas dulu; dan sebelum penyematan TKU Penggalang Terap TKU Penggalang Rakit dilepas dulu.
2)    Proses penyematan TKK sama juga dengan proses pelantikan kenaikan tingkat, bedanya hanya pada saat penyematan TKK baru, TKK lama tidak perlu dilepas.
f.     Upacara Pemindahan Pramuka Penggalang yang sudah berusia 16 tahun ke golongan penegak dengan susunan acara sbb:
1)        Dilaksanakan dalam rangkaian upacara bembukaan latihan Pasukan Penggalang dan upacara pembukaan latihan Ambalan Penegak
2)        Penggalang yang akan pindah golongan mengambil tempat berhadapan dengan pembina Upacara
3)        Nasihat dan penyelasan Pembina Upacara bahwa kepindahanya disebabkan oleh usianya yang sudah 16 tahun dan tuntutan perkembangan jiwanya sudah tidak sesuai lagi dengan para Penggalang.
4)        Penggalang yang akan pindah minta diri kepada anggota pasukannya
5)        Pembina Upacara mengantar Penggalang yang bersangkutan ke Ambalan Penegak
6)        Serah terima anggota Ambalan Pembina Penggalang dengan Pembina Penegak
7)        Pembina Penggalang kembali ke Pasukanya untuk melanjutkan acara latihan
8)        Acara penerimaan di Ambalan disesuaikan dengan adat yang berlaku di Ambalan tersebut
9)        Anggota baru diserahkan kepada Sangga yang akan menerimanya
10)    Pembina Penegak menyerahkan kembali kepada Pradana untuk meneruskan acara latihan

III.    PENUTUP
          Upacara-upacara merupakan alat pendidikan, oleh karena itu seyogyanya dilaksanakan dengan tertib dan khidmat.

KEPUSTAKAAN
1.       Petunjuk Penyelenggaraan Upacara di dalam Gerakan Pramuka, Kep. Kwarnas No.178 tahun 1979.
2.       Atmasulistya, Endy R. Drs. dkk. PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA PENGGALANG. Jakarta. 2000.